Menu

Dark Mode
Prabowo Bentuk Koperasi Desa Merah Putih di 70 Ribu Desa, Anggarannya dari Dana Desa PHK Massal Melanda, Apindo: Indonesia Sedang Tidak Baik-Baik Saja Banjir Rendam Perumahan di Bekasi, Ketinggian Air Capai 4 Meter Ketinggian Banjir Luapan Ciliwung di Jaksel dan Jaktim Berangsur Surut Kejagung Sebut Kerugian Rp193,7 Triliun Korupsi Pertamina hanya Hitungan untuk Tahun 2023, Negara Berpotensi Rugi Rp 1 Kuadriliun Jika Diakumulasi Selama Lima Tahun Pemprov Jakarta Akan Terapkan Work From Anywhere H-7 Jelang Libur Lebaran untuk Kurangi Kemacetan Mudik

Headline

BMKG Perpanjang Status Peringatan Dini Cuaca Ekstrem di Jabodetabek Sampai 15 Desember 2024

badge-check


					Kepala BMKG Dwikorita Karnawati. (Dok BMKG) Perbesar

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati. (Dok BMKG)

Petisi Brawijaya, Jakarta -Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperpanjang status peringatan dini potensi cuaca ekstrem di Jabodetabek hingga 15 Desember 2024.

Sebelumnya, BMKG mengeluarkan peringatan dini potensi cuaca ekstrem pada 7-8 Desember 2024. Kemudian berlanjut hingga 15 Desember lantaran intensitas curah hujan di Jabodetabek masih tinggi.

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, mengatakan, menjelang 15 Desember, curah hujan meningkat secara bertahap yakni bisa mencapai 100 mm per hari. Ia menjelaskan, cuaca ekstrem di Jabodetabek yang terjadi belakangan ini disebabkan tiga faktor.

Ketiga faktor itu yakni bibit siklon 91S yang terdeteksi masih berada di Samudera Hindia barat daya Lampung, tetapi mulai menjauh dari wilayah Indonesia.

Kemudian, menjelang puncak musim hujan yang diperkuat dengan efek La Nina melemah, termasuk median-julian oscillation (MJO) yang merupakan sekumpulan awan dari arah Samudera Hindia barat Indonesia.

Dwikorita melanjutkan bahwa, BMKG bersama dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), dan Pemprov Jakarta, telah melakukan modifikasi cuaca yang berdampak pada telah berkurangnya intensitas hujan hingga mencapai 30 persen.

“Jadi, kombinasi seperti itu. BMKG bersama BNPB akan terus berupaya dengan modifikasi cuaca berkurang hingga 30 persen curah hujan yang turun di daratan,” ujar Dwikorita, kepada wartawan, di Jakarta, pada Selasa, (10/12/2024).

Ia pun menjelaskan agar masyarakat tidak khawatir dengan modifikasi cuaca karena upaya tersebut tidak akan membuat wilayah lain dilanda banjir.

“Yang dimodifikasi itu adalah awan-awan yang masih di laut dan belum sempat masuk ke daratan,” jelas Dwikorita.

Lebih lanjut Dwikorita menghimbau agar masyarakat tetap terus memonitor perkembangan informasi cuaca yang sangat dinamis melalui berbagai kanal terutama melalui aplikasi laman BMKG, termasuk media sosial.

“Perkembangannya ini perlu selalu dipantau guna keselamatan kita bersama,” pungkasnya.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Read More

Prabowo Bentuk Koperasi Desa Merah Putih di 70 Ribu Desa, Anggarannya dari Dana Desa

4 March 2025 - 04:15 WIB

Foto: Dok. Istimewa Setneg RI

PHK Massal Melanda, Apindo: Indonesia Sedang Tidak Baik-Baik Saja

4 March 2025 - 04:13 WIB

Pemicu tutupnya pabrik-pabrik ini akibat berbagai tantangan ekonomi, mulai dari penurunan permintaan pasar hingga meningkatnya biaya produksi. (Foto: ANTARA FOTO /MOHAMMAD AYUDHA)

Banjir Rendam Perumahan di Bekasi, Ketinggian Air Capai 4 Meter

4 March 2025 - 04:05 WIB

Banjir di Perumahan Vila Nusa Indah dan Kompleks Duta Indah Bekasi, setinggi ring basket. (Istimewa).

Ketinggian Banjir Luapan Ciliwung di Jaksel dan Jaktim Berangsur Surut

4 March 2025 - 04:01 WIB

Foto: Banjir di Jakarta. (dok BPBD Jakarta)

Kejagung Sebut Kerugian Rp193,7 Triliun Korupsi Pertamina hanya Hitungan untuk Tahun 2023, Negara Berpotensi Rugi Rp 1 Kuadriliun Jika Diakumulasi Selama Lima Tahun

3 March 2025 - 11:51 WIB

Kejagung menetapkan sejumlah tersangka di Pertamina yang menyebabkan kerugian negara. (Foto: Istimewa)
Trending on Bisnis