Petisi Brawijaya, Jakarta – Komandan Pusat Polisi Militer Angkatan Laut (Danpuspomal) Laksamana Muda TNI AL, Samista, dan Panglima Komando Armada (Pangkoarmada) TNI Angkatan Laut (AL) Laksamana Madya (Laksdya), Denih Hendrata, buka suara soal kasus penembakan di rest area Tol Tangerang-Merak pada 2 Januari 2025 dini hari.
Diketahui, insiden penembakan itu mengakibatkan tewasnya pemilik rental mobil bernama Ilyas Abdurrahman (48), sementara korban lainnya, RAB (59), mengalami luka tembakan dan masih dirawat.
Samista dan Denih mengatakan bahwa tiga anggota TNI AL terlibat dalam penembakan tersebut. yang berinisial Sertu AA, Sertu RH, dan KLK BA. Bahkan, menurut Samista, ketiganya sudah ditahan dan ditetapkan sebagai tersangka.
Selain itu, Pangkoarmada RI Laksdya Denih Hendrata mengatakan senjata api yang digunakan ketiga prajurit TNI AL itu merupakan senjata organik, bukan rakitan.
Ia mengatakan ketiga pelaku berstatus Aide de Camp (ADC) alias ajudan sehingga mempunyai senjata yang selalu melekat atau dibawa.
“Senjata itu senjata inventaris yang melekat karena jabatan dari A itu adalah ADC, ajudan, sehingga ketika dia dapat tugas itu sudah SOP senjata itu melekat,” kata Denih dalam konferensi pers di Makoarmada RI, Jakarta, pada, Senin (6/1/2025).
Denih mengklaim ketiga anggota yang terlibat penembakan awalnya sempat dikeroyok oleh 15 orang tak dikenal di lokasi kejadian.
“Bahwa 3 anggota yang pada saat itu berada di Pangkalan Pondok Dayung yaitu Sertu AA, Sertu RH, dan KLK BA. Di mana mereka mengalami pengeroyokan oleh sekitar 15 orang tak dikenal di rest area Km 45 Tol Merak-Tangerang,” jelasnya.
Menurut dia, bila seseorang menghadapi keadaan seperti pengeroyokan pasti akan melakukan pembelaan diri.
“Seandainya dihadapkan kepada pengoroyokan, berarti, kan, sebetulnya sama-sama tidak tahu siapa yang akan mati,” ucap Denih Hendrata.
Denih mengatakan anggota TNI AL yang melakukan penembakan ini karena faktor kecepatan serta insting dari adanya pengeroyokan.
“Jadi kembali lagi apalagi mungkin karena tentara juga sudah dilatih dan juga faktor kecepatan, insting dan segala macam. Karena kami sering dengar ada kill or to be killed,” ujar Denih Hendrata.
Bantahan dari Anak Bos Rental mobil
Pernyataan pihak TNI tersebut mendapat bantahan dari pihak keluarga korban. Ditemui terpisah, kedua anak bos rental, Rizky Agam dan Muhammad Agam, menegaskan bahwa tim rental mereka tidak melakukan pengeroyokan. Menurut mereka, tindakan yang dilakukan selama insiden adalah persuasif.
“Merasa susah banget mencari keadilan tuh di negara ini menurut saya karena enggak sesuai dengan fakta yang sebenarnya terjadi seperti itu. Kita tuh tidak mengeroyok, waktu Bapak saya di area itu, waktu itulah dia (pelaku) yang menodongkan pistol di Saketi. Makanya ada di video situ kan terdengar, ‘Mana pistol kamu? Mana pistol kamu? Jatuhkan!’ Bapak saya sebenarnya menyelamatkan untuk menghindari pistol tersebut,” ujar Muhammad Agam dikutip tvOne.
Agam pun mengatakan, oknum TNI itu juga ada pengawalan yang sesama rekan TNI AL, sehingga sangat tidak mungkin kalau hal tersebut merupakan kondisi terancam.
“Ternyata dari jauh dapat pengawalan, ditembaklah. Saya dari situ dan jauh Pak Ramli kebetulan saudara juga tertembak di bagian perut, sekarang lagi di RSCM. Minta doanya,” tambahnya. Polsek Cinangka Tak Mau Dampingi Korban Agam juga mengungkapkan bahwa pihaknya telah menginformasikan kepada petugas piket di Polsek Cinangka bahwa pelaku membawa senjata api. Namun, respons dari petugas sangat mengecewakan. “ Mobil kan saya bilang dekat dari Polsek sekitar 3 km dan dia tuh sudah kita informasikan membawa pistol. Padahal kita sudah menawarkan persuasif untuk ngobrol baik-baik, tapi yang mengaku anggota, oknum anggota TNI AL ini bilang, ‘Minggir kamu, kalau enggak saya tembak!’ Ayah saya bilang, ‘Kita ngobrol dulu di sini, ini mobil rental.’ Setelah itu, dia menabrakkan kita waktu di Saketi, kita telah terjatuh kan, tiba-tiba itu kabur seperti itu,” beber Agam.
Ia menambahkan bahwa petugas piket di Polsek Cinangka sempat menyarankan agar mereka menyusul sendiri mobil yang dibawa kabur oleh pelaku.
“Ketika sudah diambil dari Polsek Cinangka tersebut, lalu menyarankan untuk membawa lagi ke Polsek Cinangka baru diproses seperti itu. Ada pertanyaan dari anggota piket, ‘Apa namanya ciri-cirinya seperti apa pistol itu?’ Saya kan awam dalam masalah pistol-pistol ya, saya bilang itu kayak warna hitam kayak airsoft gun, terus ya udah kamu susul aja ke sana. Terus gimana, Pak? Dia kan bawa pistol!” ucap Agam menirukan percakapan dengan petugas piket.
Menurut Agam, petugas piket bahkan sempat meremehkan laporan mereka dengan menyebut bahwa pistol yang dibawa pelaku mungkin hanya pistol mainan.
Meskipun TNI Angkatan Laut sudah membantah keterlibatan prajuritnya dalam kasus penggelapan mobil yang menewaskan pemilik rental mobil, Ilyas Abdurrahman (48), hal itu masih menyisakan pertanyaan publik.
TNI diminta menunjukkan bukti-bukti kuat serta investigasi yang mendalam untuk mengungkap bahwa prajuritnya tidak terlibat sebagai beking penggelapan mobil. Sementara itu, keluarga korban penembakan meminta agar pelaku dihukum seberat-beratnya.