Petisi Brawijaya, Jakarta – Kementerian Pekerjaan Umum mengungkapkan gereja basilika akan dibangun di Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur
“Nanti ada gereja basilika di IKN,” ujar Wakil Menteri PU Diana Kusumastuti di Jakarta, Selasa, (3/12/2024).
Saat ini, lanjutnya, proyek pembangunan basilika di IKN tersebut sedang menunggu pengumuman pemenang lelang. Nantinya gejera ini menjadi tempat peribadatan selanjutnya usai pemerintah membangun Masjid Negara IKN.
“Tinggal nanti menunggu pengumuman pemenang (lelang),” kata Diana.
Sementara itu, dikutip dari laman LPSE Kementerian PU, Pembangunan Bangunan Gedung dan Kawasan Basilika serta Gereja Inti dilelangkan dengan nilai proyek Rp 704,89 miliar. Proyek ini masuk ke dalam kategori konstruksi terintegrasi dengan sumber pendanaannya dari APBN 2024.
Lebih lanjut berdasarkan keterangan uraian singkat proyek, tertulis bahwa telah ditetapkan koordinat dari Kompleks Peribadatan. Untuk Basilika terletak pada koordinat 116˚ 43’9,389″E; 0˚ 58’52,112″S. Sedangkan Gereja induk pada 116˚ 43’12,535″E; 0˚ 58’52,694″S.
Lelang proyek ini telah dipublikasikan sejak 15 Agustus 2024 kemarin. Adapun saat ini total peserta tendernya telah mencapai 57 peserta. Sementara itu, penetapan pemenang dan pengumuman hasil akan dilakukan pada 4 Desember 2024. Terakhir, penandatanganan kontrak rencananya akan dilakukan pada 11 Desember 2024.
Sebagai informasi, Kementerian Agama RI menerangkan bahwa Basilika Nusantara Santo Fransiskus Xaverius yang pertama di Indonesia siap dibangun di Ibu Kota Nusantara. Pembangunan basilika merupakan kolaborasi antara Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Agama, Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), dan Otorita Ibu Kota Nusantara.
Basilika Santo Fransiskus Xaverius diharapkan menjadi landmark penting dan simbol kerukunan umat beragama di negara ini.
Uskup Agung Samarinda Monsegneur (Mgr,) Yustinus Harjosusanto, menjelaskan bahwa basilika adalah jenis gereja khusus yang memerlukan persetujuan Paus.
Yustinus menambahkan, lokasi basilika di jantung ibu kota baru juga bersifat simbolis. Dengan menempatkan basilika di Nusantara, mengirimkan pesan persatuan dan keragaman. Desain basilika bersifat megah dan kaya makna. Ini mencakup fitur-fitur yang mencerminkan budaya dan sejarah lokal, serta elemen-elemen yang unik untuk arsitektur Katolik.
Yustinus memaparkan, pembangunan Basilika Santo Fransiskus Xaverius di zona rumah ibadah wilayah IKN, bukan hanya merupakan suatu usaha keagamaan. Ini juga merupakan peristiwa budaya dan sejarah yang penting. Basilika ini diharapkan menjadi tempat ziarah populer bagi umat Katolik dari seluruh Indonesia dan dunia.
Dia menjabarkan koeksistensi dari berbagai tempat ibadah, termasuk masjid, gereja, dan pura, merupakan bukti komitmen Indonesia terhadap toleransi dan kerukunan beragama.